THE POWER OF ISLAMIC MOTIVATION
Sebenarnya apa sih motivasi itu? Dari mana asalnya? Bagaimana agar kita memilikinya? Yang lebih penting lagi bagaimana caranya untuk menstabilkan motivasi yang pernah kita miliki? Eit jangan berhenti membaca, insyaAllah semua pertanyaan di atas akan dibahas di artikel ini.
Bahasa inggris kata motivasi adalah motivation, yang diserap dari bahasa Latin matere yang berarti bergerak. Kamus Webster mendefinisikan kata motivasi sebagai sesuatu yang mendorong manusia untuk bertindak atau bergerak. Apabila kita menguraikan kata motivation, kita akan mendapatinya tersusun dari dua kata, yakni motive dan action. Dengan begitu, arti motivasi adalah tindakan yang dihasilkan karena adanya motif.
Darimana motivasi itu berasal? Menurut Denis Wetly, penulis buku Psikology of motivation, keinginan kita sangat bergantung pada seberapa besar motivasi kita. Pada titik tertentu, motivasi inilah yang menguasai tingkah laku kita.
Untuk lebih mudah memahami lebih dalam tentang motivasi, simaklah cerita berikut ini. Al-Kisah, ada seorang pemuda yang mendatangi seorang filsuf Cina untuk mempelajari rahasia kesuksesan. Pemuda itu bertanya kepada filsuf tersebut, “Apakah rahasia kesuksesan itu?” “Rahasia kesuksesan itu memiliki motivasi yang kuat,” jawab sang filsuf dengan santai. “Dari manakah asalnya motivasi itu?” tanya pemuda itu lagi. Filsuf Cina ini lantas menjawab, “Motivasi itu datang dari tekadmu yang bulat.” “Lalu, bagaimanakah caranya agar kita mempunyai tekad yang bulat?” mendapat pertanyaan demikian, filsuf itu lantas memohon izin untuk pergi sejenak. Beberapa menit berselang, dia kembali dengan membawa bejana besar berisi air hampir penuh. “Apakah kamu benar-benar ingin tahu dari mana tekad yang bulat itu berasal?” tanya filsuf itu. “Tentu!” jawabnya. “Kalau begitu,” tutur sang filsuf Cina, “mendekatlah ke bejana yang berisi air itu dan lihatlah ke dalamnya.”
Pemuda itu lantas melihat bejana tersebut secara dekat. Tiba-tiba, sang filsuf Cina itu membenamkan kepala pemuda itu ke dalam bejana yang berisi air dengan menggunakan kedua tangannya. Beberapa detik berlalu, pemuda itu tetap tidak bergerak. Kemudian, pemuda itu mulai mengeluarkan kepalanya dari bejana itu secara perlahan. Ketika dia merasa nyawanya semakin terancam, dia berusaha keras mengeluarkan kepalanya dari bejana besar itu demi menyelamatkan nyawanya.
Setelah keluar dia langsaung menatap sang filsuf dengan penuh geram dan bertanya kepadanya, “Sebenarnya apa sih yang Anda lakukan?” “Apa yang dapat kamu pelajari dari tindakan saya barusan?” tanya sang filsuf dengan santai sembari tersenyum. “saya tidak memperoleh pelajaran apapun.” “Tidak?” balas sang filsuf, “Kamu telah memperoleh pelajaran yang sangat banyak. Pada menit-menit pertama, kamu berupaya menyelamatkan nyawamu dari bejana yang berisi air itu, tetapi motivasimu untuk melakukan hal tersebut tidaklah kuat. Meski demikian, kamu tetap berkeinginan menyelamatkan nyawamu dengan menggerakkan kepala dan memberi perlawanan tetapi hanya sesaat saja, karena motivasimu belum mencapai puncaknya. Akhirnya, dari dalam dirimu muncul keinginan yang besar untuk menyelamatkan nyawamu. Saat itulah kamu telah berhasil melakukannya karena tidak ada seorang pun ysng msmpu menghslsngi kekuatanmu kala itu.” Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya , sang filsuf itu menambahkan, “Saat itulah, ketika kamu berkeinginan keras menyelamatkan nyawamu, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi keinginanmu itu.”
Dari sepenggal kisah di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa keinginan yang membara adalah kunci meraih kesuksesan. Dengan demikian keinginan yang membara adalah benihyang harus kita tanam dalam ladang kesuksesan. Karena pada dasarnya motivasi tumbuh dari keinginan yang membara.
Motivasi untuk keberlangsungan hidup
Psikolog Abraham Maslow pernah menuturkan, “motivasi yang terpenting bagi manusia adalah motivasi untuk keberlangsungan hidup.” Untuk menjelaskan motivasi ini, perhatikan perilaku singa lapar dan rusa. Kedua binatang ini mempunyai motivasi yang sangat kuat untuk keberlangsungan hidup masing-masing. Agar tidak mati kelaparan, seekor singa sadar bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa. Kalau tidak, ia akan kelaparan dan mati secara perlahan. Demikian pula rusa. Ia harus berlari melebihi kecepatan yang dimiliki singa. Kalau tidak demikian, rusa ini akan menjadi santapan singa. Dengan demikian, keduanya memiliki keinginan untuk berlari cepat demi keberlangsungan hidup masing-masing.
Anda sedang berjalan di jalan raya, kemudian secara tiba-tiba Anda melihat sebuah mobil melaju dengan kencang menuju ke arah Anda. Jika kejadian itu benar-benar menimpa Anda, apa yang akan Anda lakukan? Akan pasti akan berlari menghindar sekencang-kencangnya.
Atau setelah seharian beraktivitas, Anda pulang ke rumah dengan kondisi tubuh sangat letih. Anda tidak memiliki kekuatan untuk mengerjakan apapun. Biasanya Anda hanya bersantai-santai di depan layar televisi. Namun, secara tiba-tiba Anda mendengar seseorang berteriak, “kebakaran … kebakaran …” Dalam kondisi seperti itu, apa kira-kira akan Anda lakukan? Akankah Anda tetap bersantai di hadapan televisi? Pasti Anda akan meninggalkan tempat Anda bersantai itu dengan berlari secepat mungkin!!! Namun, dari manakah asal kekuatan itu? Jawabannya, kekuatan itu telah sadar dan bangun dari tidurnya.
Motivasi Eksternal
Motivasi model ini bersumber dari luar diri seseorang, seperti narasumber dalam seminar, teman, keluarga, majalah, buku, atasan, guru bagi seorang siswa atau yang lainnya. Namun, perlu diingat bahwa masalah pokok motivasi jenis ini adalah cepat lenyap.
Terkait dengan masalah ini, saya ingin bertanya kepada Anda, “Apakah Anda pernah menghadiri suatu seminar, yang bertujuan membangkitkan motivasi diri Anda?” Apabila jawabannya “Ya”, seberapa lama motivasi itu akan tetap muncul setelah mengikuti seminar tersebut? Seminggu? Sebulan? Enam bulan? Yang pasti bahwa kadar semangat itu terus menurun.
Sangat disayangkan bila ada orang yang terlalu tergantung pada motivasi eksternal sehingga ia bergantung pada penilaian atasannya, teman-temanya, anggota keluarganya dan orang lain yang berinteraksi dengannya. Kita memang memerlukan kepuasan dan penghargaan orang lain. Kita juga ingin orang lain memandang kita dengan pandangan penghormatan sehingga kita merasa bangga kepada diri kita sendiri. Namun perlu Anda tahu bahwa semakin Anda bergantung kepada penilaian orang lain, maka semakin jauh kesuksesan Anda. Maka langkah bijaksananya adalah ambil penilaian orang lain yang meningkatkan motivasi dan abaikan hal-hal yang menurunkan motivasi.
Motivasi Internal
Motivasi jenis ini merupakan motivasi yang terkuat dan terlama bersemayam didalam diri setiap manusia. Dengan motivasi internal, Anda bisa menjadi seorang motivator melalui kekuatan internal di dalam diri Anda sendiri. Bahkan motivasi ini yang akan mampu mengantarkan Anda utuk mewujudkan berbagai hasil yang mengagumkan.
Motivasi internal itu menjadi faktor paling dominan bagi seseorang. Anda akan melaksanakan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain. Anda mau bangun di sepertiga malam untuk Munajat kepada Robb Pemilik Kehidupan. Anda akan melazimkan Sholat Berjamaah dan Mengkaji al-Qur’an. Atau pada intinya orang yang termotivasi selalu mau dan mampu melaksanakan tugas yang lebih berat dengan hasil lebih baik daripada orang lain. Sehingga yang menjadi target hidupnya adalah hasil kerja yang memuaskan.
Motivasi ini merupakan kekuatan yang tersembunyi dibalik kesuksesan seseorang. Motivasi ini pula yang membedakan kehidupan antara seseorang orang dengan orang lain. Motivasi ini juga yang menjadi cahaya yang menerangi diri kita semua. Motivasi ini merupakan kekuatan dahsyat dalam diri kita yang tengah menanti untuk kita bangunkan.
Ketika seseorang telah memiliki motivasi internal yang kuat maka ia akan memiliki sikap-sikap positif penopang kesuksesan. Diantaranya sikap percaya diri, memiliki impian kesuksesan, berani bertindak segera, disiplin dan Tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla. Sikap inilah yang akan kita kaji lebih dalam untuk bisa memberikan inspirasi kepada kita semua.
Beranilah bermimpi [Make The Dream Come True]
Awal dari sebuah impian adalah Imajinasi. Dalam kamus Wikipedia dijelaskan bahwa imajinasi adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Imajinasi adalah upaya menghadirkan gambaran kesuksesan di masa depan. Imajinasi yang terbaik adalah yang mempunyai kekuatan pendorong untuk kita wewujudkannya di dunia nyata. Artinya semakin detail imajinasi Anda semakin baik. Karena keberanian untuk membuat detail imajinasi memberikan pengertian bahwa cita-cita seseorang sudah jelas.
Cobalah Anda bandingkan jawaban seorang siswa ketika ditanya tentang cita-citanya. siswa pertama menjawab “cita-cita saya ingin jadi Dokter”. Sedangkan siswa kedua menjawab “Saya ingin menjadi dokter spesialis anak, yang siap menolong pasien 24 jam, dan menggratiskan biaya pengobatan pasien yang benar-benar tidak mampu.” Menurut Anda manakah siswa yang termotivasi?. Tentu siswa kedua lebih memiliki kemungkinan untuk berhasil. Sebab imajinasinya kuat dan pasti dalam kesehariannya dia akan antusias terhadap ilmu kesehatan, terhadap anak-anak kecil, terhadap orang-orang yang tidak mampu dan segala hal yang berkaitan dengan cita-citanya langsung maupun tak langsung.
Segeralah Bertindak [Action]
Apakah Anda pernah menemui seseorang yang telah mengetahui secara tepat apa yang mesti dia lakukan, dia juga tahu waktu yang tepat untuk melaksanakan impiannya. Namun, dia ternyata tidak meraih kesuksesan. Sebaliknya, pernahkah Anda menemui seseorang dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah namun lebih sukses dari seorang sarjana? Yang membedakan di antara itu semua hanyalah satu, “ACTION atau TINDAKAN “
Sebagus apapun sebuah perencanaan, tidaklah akan menghasilkan sesuatu, kecuali rencana tersebut dilaksanakan. Musuh terbesar sebuah tindakan adalah sikap menunda, sebagian besar di antara kita adalah orang yang suka menunda berbagai tugas yang mesti kita lakukan dengan segera, sampai waktu besok, sampai seminggu berlalu, dan demikian seterusnya sampai batas akhir waktu tugas harus diselesaikan. Padahal kalau Anda mau mencoba menyelesaikan tugas di awal waktu, Anda akan menemukan kebahagiaan yang unik, perasaan nyaman dalam hati, waktu yang produktif untuk menyelesaikan tugas lain dan tentu saja inspirasi untuk menjadikan hari kita lebih baik.
segeralah bertindak! Bertindaklah mulai saat ini! Saat ini, Anda mesti mengatakan apa yang akan Anda lakukan. Janganlah Anda melakukan esok hari atau lusa. karena kesuksesan telah menunggu Anda di depan sana. Semakin cepat Anda bertindak semakin dekatlah Anda padanya.
Disiplin [Setia Pada Proses Menuju Sukses]
Kedisiplinan ada dua macam, pertama kedisiplinan kolektif dan yang kedua kedisiplinan pribadi. Kedisiplinan kolektif berasal dari sebuah aturan organisasi. Sedangkan kedisiplinan pribadi lahir dari sebuah motivasi internal yang kuat. Kedisiplinan pribadi tidak mudah tergoyahkan oleh pengaruh lingkungan.
Seseorang yang memiliki kedisiplinan pribadi senanatiasa siap melakukan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain. Karena dia tahu bahwa yang akan menyebabkan dirinya sukses atau gagal adalah dirinya sendiri. Sebagaimana kita berpegang teguh pada ayat Al-Qur’an “sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”
Tawakkal [Kepasrahan Setelah Ikhtiar Maksimal]
Terakhir, sebagai ciri utama motivasi dalam Islam adalah adanya sikap Tawakkal. Sikap ini lahir dari keimanan yang benar bahwa kita manusia, di seluruh alam semesta ini tidak lain hanyalah hamba Allah yang lemah. Tiada daya dan upaya melainkan dari-Nya. Artinya jika kita sudah berikhtiar secara maksimal sesuai hukum Sunatullah yang Allah tetapkan. Maka apapun hasilnya, kita serahkan pada Allah Azza wa Jalla pemilik alam semesta.
”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. [QS. Ali-Imron;159]
Selamat Memotivasi Diri secara Islami !
Semoga kita termasuk pribadi yang mampu meraih kesuksesan Dunia Akherat. Amin
Rabu, 22 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar