Minggu, 14 Desember 2008

Nasehat Untuk Kita Bersama

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan
ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si
ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang
dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya
berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang
kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu -GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil
pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah
Dibayar" ..
Diriwayatkan seorang telah bertemu
Rasulullah SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah,
siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan
istimewa dariku?"
Rasulullah menjawab, "Ibumu"
Kemudian???
Rasulullah menjawab, "Ibumu.."
Kemudian???
Rasulullah menjawab, "Ibumu....."
Kemudian Rasulullah menjawab, " Baru Kemudian
ayahmu dan setelah itu saudara-saudara
terdekatmu."
KAU SAYANG IBUMU????

Mother is the best super hero in the world.

Jangan Lupa Berbagi Doa

Doa...begitu berarti!

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan
akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU.
Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang
Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24
jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau
akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah
yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau
akan meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..."
kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan
datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah
disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya;
dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah
besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang
berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih
dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang
yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah
berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi
sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu,
sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya
mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang
berdoa buat kesembuhanmu. "

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat
menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang
berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah
duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak
kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan
tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa
Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua - itu karena
doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan
kesembuhanmu. "

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam
2:00 subuh, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya
suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik!
Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku
tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia
memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja
untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di
hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang
telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih
membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu
membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu
istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya
semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus
karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir
di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa
selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang
menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia
baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak
padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10
menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin
menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar
biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin
dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di
antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman
organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu
tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri
penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena
selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang
baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak
bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam
ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia
minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri
yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang
sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang
kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku
si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si
Malaikat berkata, "Anakku, Tuhan melihat air matamu
dan penyesalanmu! ! Kau tidak jadi meninggal, karena
ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha
bertanya siapakah yang
47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan
suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka
beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat
itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk
menarik perhatian pemerintah dan investor luar
negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut
membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena
stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar
di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah
kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya
anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat
kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas,
tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi
orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga,
kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya
kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita
mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari
orang-orang yang mengasihi dia.

Di saat kita berdoa bagi orang lain, kita akan
mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat
kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.